Mengapa Orang Melihat Warna yang Berbeda? Ini Penjelasannya
Sunday, 25 Oct 2020

Siang itu, kamu menemukan sebuah gambar sepatu di feed Instagram-mu. Gambar sepatu yang pada awalnya terlihat biasa saja, namun ternyata gambar ini diperdebatkan oleh teman-temanmu.
Apakah sepatu tersebut memiliki warna pink putih, ataukah hijau toska dan kelabu?
Kamu berkata dalam hati. Dengan yakin menjawab bahwa sepatu tersebut jelas-jelas berwarna pink dan putih. Kemudian, kamu menunjukkan gambar tersebut kepada temanmu.
Namun, ketika temanmu telah melihat gambar tersebut, di luar dugaan ia malah menjawab bahwa sepatu tersebut jelas-jelas berwarna hijau toska dan kelabu.
Loh, bagaimana sih? Apa mungkin dua orang bisa melihat warna yang berbeda dalam satu objek?
Nah, pasti sebagian dari kamu pernah mengalami situasi seperti skenario di atas.
Hingga pada akhirnya, kamu bertanya-tanya, mengapa fenomena seperti ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkan seseorang bisa melihat dua warna yang berbeda pada satu objek yang sama?
Jaringan sel tubuh dan saraf manusia, merupakan sesuatu yang misterius, menakjubkan, dan luar biasa. Pada mata sendiri, untuk memproses pantulan cahaya terdapat jutaan sel yang bertugas untuk melakukan hal ini.
Untuk menjawab mengenai masalah warna tadi, kita akan berbicara mengenai sebuah bagian yang disebut oleh ilmuwan dan para ahli sebagai fotoreseptor.
Apa itu fotoreseptor?
Ketika cahaya telah masuk melalui kornea, maka pupil akan mengatur jumlah cahaya tersebut, dan meneruskannya pada sebuah reseptor yang ada pada retina, yaitu fotoreseptor.
Fotoreseptor sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu sel batang dan sel kerucut. Jika sel batang bertugas untuk menerima rangsangan cahaya tidak berwarna, maka sel kerucut merupakan sel yang bertugas untuk menerima rangsangan cahaya berwarna.
Berdasar kepekaannya terhadap warna, sel kerucut sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu merah, hijau, dan biru. Karena kombinasi tiga sel inilah, mata kita dapat melihat warna-warna. Dan jika salah satu saja bagian dari sel kerucut mengalami kerusakan, hal ini akan menyebabkan kondisi yang sering kita sebut sebagai buta warna.
Jadi, iya. Mungkin saja alasan sebuah warna bisa terlihat berbeda bagimu adalah karena buta warna.
Alasan lain yang bisa saja terjadi adalah karena perbedaan persepsi orang-orang terhadap pantulan gelombang cahaya dari benda tersebut. Meski pada umumnya, perbedaan spektrumnya tidak terlalu besar dan jauh.
Lalu kenapa perbedaan persepsi ini bisa terjadi?
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah usia.
Seiring bertambahnya usia, beberapa kondisi dan fungsi organ pun juga akan mulai berubah. Kulit yang mengalami keriput, mata yang semakin rabun, juga lensa mata yang akan menjadi semakin sensitif terhadap gelombang cahaya berwarna biru.
Inilah kenapa, terkadang benda berwarna biru bisa terlihat seperti berwarna putih. Hal ini diutarakan oleh Jay Nietz, yang merupakan seorang profesor ahli mata di University of Washington.
Selain faktor usia, terdapat juga hal lain yang disebut dengan adaptasi gelap atau efek purkin eye, yaitu kecenderungan mata untuk menjadi lebih sensitif terhadap gelombang cahaya biru pada pencahayaan rendah.
Inilah yang menyebabkan sel-sel kerucut pada retina yang sensitif pada cahaya merah, hijau, dan biru akan cenderung melihat objek dalam warna-warna yang lebih terang, ketika pencahayaan sedang dalam kondisi terang.
Sedangkan ketika pencahayaan dalam kondisi rendah, sel-sel batang yang lebih sensitif terhadap cahaya biru akan menimbulkan persepsi cahaya menjadi lebih gelap dan bernuansa kebiruan.
Menarik bukan? Ketika mengetahui bahwa apa yang kita lihat, ternyata belum tentu menjadi hal yang sama di mata orang lain.
Penerimaan mata terhadap warna ini kadang juga bisa terganggu oleh iritasi ringan. Ketika kamu baru saja mengucek-ucek mata, kadang warna-warna di sekitarmu juga jadi sedikit berbeda.
Stop ucek mata! Kalau matamu terkena iritasi ringan atau debu, segera teteskan BRAITO Original atau Braito biru supaya matamu bisa segera beraktivitas dengan normal lagi.