Inilah yang Sebenarnya Terjadi pada Penderita Buta Warna

Sunday, 18 Apr 2021


Buta warna adalah sebuah kondisi di mana mata tidak bisa membedakan warna-warna tertentu. Terutama warna seperti merah, hijau, biru, atau campuran dari warna-warna tersebut, biasanya akan terlihat samar-samar dan tidak jelas dalam pandangan penderitanya.

Penyebabnya, buta warna ini bisa terjadi ketika satu atau lebih sel kerucut warna tidak berfungsi dengan baik.

Apa itu sel kerucut warna?

Dalam retina mata, ada dua sel yang berfungsi mendeteksi cahaya, yakni sel batang dan sel kerucut. Sel batang berfungsi untuk mendeteksi cahaya terang dan gelap. Sementara sel kerucut bertugas mendeteksi warna. Nah, jika sel kerucut ini tidak berfungsi, maka terjadilah buta warna tadi.

American Optometric Association menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi saat sel kerucut mengalami kerusakan atau komponen kimianya berkurang. Itulah sebabnya mata akan kesulitan untuk menangkap satu atau lebih warna utama, terutama warna merah, biru, dan kuning. 

Gangguan buta warna ini umumnya memengaruhi kedua mata dan tergolong sebagai penyakit seumur hidup. Namun, tidak perlu khawatir, karena penderitanya bisa melatih kemampuan identifikasi warna melalui serangkaian latihan tertentu.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Selain itu, kejadian yang lebih umum sebenarnya penderitanya mengalami buta warna parsial, yakni ketidakmampuan mengenali warna merah atau hijau.

Sementara itu, buta warna total hanya bisa melihat warna hitam dan putih atau segalanya terlihat abu-abu. Kondisi ini sangat termasuk kondisi klinis yang langka.

Ciri-ciri buta warna

Orang yang mengalami buta warna biasanya menunjukan tanda-tanda sebagai berikut:

  1. Yang paling sering terjadi, tidak dapat membedakan warna merah dan hijau, tapi bisa membedakan warna biru dan kuning dengan mudah, atau sebaliknya. 
  2. Sulit untuk menentukan seberapa terang suatu warna.
  3. Tidak dapat melihat warna-warna dari spektrum warna solid, seperti merah, biru, kuning, dan hijau dengan jelas.

Sangat penting untuk mendeteksi kondisi ini sejak dini, karena warna sangat berkaitan dalam proses belajar di sekolah. Sayangnya, banyak orang tua yang tidak tahu bahwa anaknya punya penyakit buta warna. 

Jika kamu sudah punya anak dan mau mengetes seberapa peka anakmu pada warna, kamu bisa tanya anakmu warna-warna apa saja yang terlihat pada lampu lalu lintas. Jika mereka kesulitan membedakan warna-warnanya, bisa jadi mereka punya gejala buta warna.

Faktor buta warna

Faktor genetik atau keturunan disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya buta warna. Namun, ada beberapa hal lain yang juga bisa menyebabkan seseorang mengalami buta warna. Berikut adalah pemaparannya:

1. Keturunan

Gen buta warna biasanya diturunkan dari ibu kepada anak laki-lakinya. Ini yang paling sering terjadi.

2. Penyakit tertentu

Penyakit-penyakit tertentu dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf optik dan retina. Ini juga bisa memicu terjadinya buta warna. Penyakit-penyakit tersebut di antaranya:

  • Diabetes
  • Glaukoma
  • Degenerasi makula
  • Alzheimer
  • Parkinson
  • Alkoholisme kronis
  • Leukemia
  • Anemia sel sabit

 

3. Efek samping obat

Beberapa jenis obat-obatan juga disinyalir dapat menurunkan kemampuan penglihatan warna seseorang, seperti obat-obatan autoimun, obat sakit jantung, obat tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf, dan antidepresan.

Meski begitu, efek samping penurunan penglihatan biasanya tidak berlangsung permanen.

Kemampuan melihat warna juga bisa berkurang perlahan seiring berjalannya usia. Selain itu, paparan zat kimia di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk juga dapat menyebabkan hilangnya kemampuan melihat warna. 

Mengatasi buta warna

Ada beberapa cara untuk mengatasi buta warna, di antaranya dengan menggunakan kacamata buta warna dan menggunakan perangkat khusus yang disebut eyeborg.

Ada pengobatan alternatif seperti terapi gen juga dikabarkan memiliki potensi untuk mengembalikan kemampuan penglihatan warna. Namun, pengujian metode pengobatan ini masih dilakukan pada hewan, belum bisa dipastikan aman untuk manusia.

Namun, kamu juga jangan sampai terkecoh. Hanya karena kamu sulit membedakan warna, tidak berarti kamu langsung bisa divonis buta warna. Kadang ketika mata buram atau kelilipan, tentu juga akan sulit membedakan warna-warna, bukan?