Mengenal Anisometropia: Ketika Kedua Mata Tidak Seimbang

Monday, 26 May 2025


Apakah kamu pernah menemukan seseorang dengan derajat minus yang berbeda di antara kedua matanya? Contoh, mata kanan minus 1, mata kiri minus 2. Atau jangan-jangan malah kamu sendiri yang mengalaminya? Ternyata, hal ini bukanlah sesuatu yang aneh, karena kadang terjadi pada beberapa orang. Namanya, anisometropia. Yuk, kenalan lebih jauh tentang apa itu anisometropia.

Anisometropia adalah kondisi di mana kedua mata memiliki kekuatan refraksi (pembiasan cahaya) yang berbeda secara signifikan. Dengan kata lain, satu mata mungkin mengalami rabun jauh (miopi), sedangkan mata lainnya mengalami rabun dekat (hipermetropi), atau keduanya memiliki derajat kelainan refraksi yang berbeda. Kondisi ini bisa ringan hingga berat, dan sering kali tidak terdeteksi sejak dini jika tidak dilakukan pemeriksaan mata secara rutin.

Anisometropia umumnya disebabkan oleh perbedaan bentuk atau panjang bola mata antara mata kiri dan kanan. Faktor-faktor penyebab lainnya antara lain:

  • Faktor genetik – seseorang yang memiliki riwayat kelainan refraksi dalam keluarga lebih berisiko.
  • Perkembangan bola mata yang tidak seimbang sejak masa kanak-kanak.
  • Operasi mata seperti pengangkatan katarak hanya pada satu mata dapat menyebabkan ketidakseimbangan refraksi.

Gejala Anisometropia

Gejala dari anisometropia bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan. Beberapa orang mungkin tidak menyadari mereka mengalaminya, sementara yang lain merasakan ketidaknyamanan seperti:

  • Penglihatan kabur pada salah satu mata.
  • Sakit kepala atau kelelahan mata, terutama setelah membaca atau melihat layar dalam waktu lama.
  • Penglihatan ganda.
  • Gangguan persepsi kedalaman (sulit memperkirakan jarak secara akurat).
  • Pada anak-anak, anisometropia dapat menyebabkan ambliopia (mata malas) jika otak mulai mengabaikan sinyal dari mata yang lebih lemah.

Anisometropia pada anak-anak harus ditangani dengan cepat. Jika tidak, otak cenderung hanya memproses gambar dari mata yang lebih kuat, dan membiarkan mata yang lebih lemah menjadi tidak berkembang. Kondisi ini dapat menyebabkan ambliopia permanen, yang berdampak pada perkembangan visual anak.

Cara Diagnosis

Diagnosis anisometropia dilakukan oleh dokter mata melalui pemeriksaan refraksi. Alat seperti autorefraktor atau phoropter digunakan untuk mengukur kemampuan mata dalam memfokuskan cahaya. Pemeriksaan ini sangat penting terutama pada anak-anak usia dini, karena mereka belum mampu menyampaikan keluhan secara verbal.

Pengobatan dan Koreksi

Pengobatan anisometropia tergantung pada usia pasien dan tingkat perbedaan refraksi. Beberapa metode koreksi yang umum digunakan antara lain:

  1. Kacamata – direkomendasikan jika perbedaannya tidak terlalu besar.
  2. Lensa kontak – sering kali lebih efektif untuk anisometropia sedang hingga berat karena memberikan kualitas visual yang seimbang dan mengurangi efek perbedaan ukuran gambar (aniseikonia).
  3. Operasi refraktif – seperti LASIK atau PRK bisa menjadi pilihan pada orang dewasa.
  4. Terapi mata malas – pada anak-anak, penggunaan penutup mata (patching) pada mata yang lebih kuat bisa membantu mengembangkan penglihatan pada mata yang lemah.

Anisometropia mungkin terdengar asing bagi banyak orang, tetapi kondisi ini cukup umum terjadi. Pemeriksaan mata secara rutin, terutama pada anak-anak, sangat penting untuk mendeteksi dan menangani anisometropia sejak dini. Dengan penanganan yang tepat, penglihatan yang optimal dapat dicapai dan risiko komplikasi jangka panjang bisa diminimalisasi.